Rabu, 04 Maret 2015

PANJAT TEBING


Apa yang dicari orang ini? Bergelantungan di batu pada celah batu di tebing tinggi. Kadang tanpa pengaman apapun. Mengandalkan kekuatan dan kelenturan otot, dan ... keberanian menantang maut. Katanya juga memacu adrenalin. Juga disebut olahraga, extreme sport.

Rasa takut tentu saja ada, dan memang harus ada. Mereka bilang tindakan itu dilakukan justru untuk mengalahkan rasa takut, terhadap ketinggian, terhadap kemungkinan jatuh dan mati. Atau malah terhadap hidup itu sendiri. Kata orang bijak, rasa takut hanya bisa ditaklukkan dengan mengalami dan merasakan terhadap apa yang ditakutkan. Untuk menghilangkan rasa takut terhadap ketinggian, ya naiklah ke tempat yang tinggi itu. Mungkin lebih tepat kalau kita sebut kegamangan, bukan ketakutan.


Setelah sampai di titik yang dituju, apa yang mereka peroleh? Kepuasan, kebanggaan, atau kesombongan?
Atau kekaguman terhadap ciptaan Allah, dan lalu ketakutan dan kepasrahan terhadap Sang Pencipta. Menyadari bahwa kita begitu kecil di hadapan Allah. Bahwa kita hanya sebutir pasir di tengah padang pasir kebesaran Allah. Allahu akbar.
Bahwa kita cuma setetes air di tengah samudra ke-Maha rahim-an Allah. Subhaanallah. Semoga saja begitu.
Karena kesadaran seperti itu seharusnya tidak hanya diperoleh di puncak tebing, tapi di mana-mana. Di pasar, di kampung kumuh, di temapah pembuangan akhir (sampah), di tengah kemelaratan, di kantor ber AC, di mall mewah, di tengah hutan, di dasar tambang, di tengah tsunami, dan banyak tempat lagi.





Keberanian memanjat tebing batu yang tinggi itu tidaklah lebih penting daripada keberanian mengarungi hidup yang serba tidak pasti ini. Tidak ada yang bisa memastikan kapan harga elpiji menjadi normal, harga beras turun dan buruh tidak selalu menuntut kenaikan UMR
Jalani hidup sana seperti kalian memanjat tebing terjal, tinggi dan sulit dengan keberanian, kekuatan dan kelenturan.



Demikian Percik Lazuardi kali ini. Komentar Anda?



















6 komentar:

  1. Lanjutkan. Panjatlah tebing di seluruh nusantara

    BalasHapus
  2. Beberapa atlit panjat tebing Indonesia sudah 'go international' lho. Sering menang di beberapa ajang kompetisi tingkat Asia. Tapi ga dipublikasikan dan dihadiahi seperti pemenang Indonesian Idol

    BalasHapus
  3. Terus jgn berhenti tentang Rock Climbing bang, krn masih banyak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coach, aq lbh suka nulis dari sudut pandang lain. Kl teknis ya aq ga menguasai. Tp mungkin 'beyond' fenomena ini yang lebih menarik buat aku. Ya, aku janji akan nulis lbh bnyk yg 'rock climbing'. Keep climbing, coach.

      Hapus
  4. Selain bang Lazuardi Bang Yos Wirayuda sepertinya jg pemerhati panjat tebing di tanah air tuh :)

    BalasHapus
  5. @bang deny: masih manjat kan? Manjat opo ae lah, sing penting iso mudun maneh

    BalasHapus